SELAMAT DATANG DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA.
JANGAN LUPA COMENT DAN SARANNYA AGAR LEBIH BAIK LAGI.
THAK'Z......

Home » » Sejarah May Day dan perjuangan 8 jam kerja

Sejarah May Day dan perjuangan 8 jam kerja

Written By Agus cahyanto on Jumat, 03 Mei 2013 | Jumat, Mei 03, 2013




 Hari Buruh Internasional atau May Day pada umumnya dihelat setiap tanggal 1 Mei. Hampir semua buruh di dunia, merayakan eksistensi 'kelas' mereka di mata dunia.

Beragam cara dilakukan para buruh untuk merayakannya, baik dengan demonstrasi, diskusi, hingga hura-hura. Lantas, mengapa perayaan May Day diperingati para Buruh?.

Cerita ini berawal dari pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat yang terjadi tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta, bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam setiap harinya.

Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat, hingga akhirnya ke seluruh dunia.

Dalam May Day, ada dua orang pahlawan yang dianggap telah menyumbangkan gagasan tersebut, yakni Peter McGuire dan Matthew Maguire.

Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja dan para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan “Pengganggu ketenangan masyarakat”.

Insiden Haymarket 






Peristiwa Haymarket yang merupakan tonggak awal semangat buruh merayakan May Day di seluruh dunia (Foto: Dok Istimewa)
Sejarah May Day dan perjuangan 8 jam kerja

Dalam pergerakan buruh, peristiwa Haymarket tak lekang dalam sejarah. Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekira 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama empat hari sejak tanggal 1 Mei.

Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886 pada awalnya didukung oleh sekira 250 ribu buruh. Dalam jangka waktu dua minggu membesar menjadi sekira 350 ribu buruh. Kota Chicago adalah jantung gerakan diikuti oleh sekira 90 ribu buruh.

Di New York, demonstrasi yang sama diikuti oleh sekira 10 ribu buruh, di Detroit diikuti 11 ribu buruh. Demonstrasi pun menjalar ke berbagai kota seperti Louisville dan di Baltimore demonstrasi mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam.

Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. Perkembangan ini memancing reaksi yang juga besar dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu.

Melalui Chicago’s Commercial Club, dikeluarkan dana sekitar US$2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi.

Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan korban dan kerusuhan. Sekira 180 polisi menghadang demonstrasi dan memerintahkan agar demonstran membubarkan diri. Sebuah bom meledak di dekat barisan polisi. Polisi pun membabi-buta menembaki buruh yang berdemonstrasi.

Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada tanggal 3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka. Dengan tuduhan terlibat dalam pemboman delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh.

Namun kaum buruh tidak begitu saja menyerah dan pada tahun 1888 kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890.

Hal itupun berlangsung hingga kini, para buruh menganggap May Day adalah momentum perjuangan kelas mereka untuk menuntut hak-hak yang digadaikan.

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, tanggal tersebut menggambarkan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Rencana Tanpa Tindakan Adalah MIMPI

My Post

Adsense Indonesia
 
Support : Agus Cahyanto | |
Copyright © 2013. A G U S C A H Y A N T O - All Rights Reserved
Template Created and Published by AGUS CAHYANTO
Proudly powered by Blogger